Analisis Wacana Kontekstual
Unknown
Friday, January 11, 2013
0
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analisis
wacana
adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini.
Menurut
Lubis (dalam Salam), aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini
sebagian
ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana
(http://abdulsalamserbakomunikasi.blogspot.com/2010/03/pendekatan-analisis-wacana-discourse.html).
Analisis wacana dapat diartikan sebagai studi tentang
struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi analisis wacana adalah
telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang
terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian
kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks
dan inheren yang disebut wacana. Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang
lebih besar dari kalimat tersebut, analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian
kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis,
morfologi, dan fonologi.
Penganalisisan
bahasa atau teori-teori bahasa dan penganalisisan kalimat sudah berjalan lama
dan tulisan-tulisan yang demikian pun tidak terhitung lagi jumlahnya. Akan
tetapi, penganalisisan wacana baru saja dilakukan dan berbagai tulisan tentang
wacana masih sedikit jumlahnya. Hal ini diakui oleh beberapa pakar bahasa.
Syamsuddin menyatakan, “Pembahasan dan analisis wacana merupakan suatu bidang
yang relatif baru dan masih kurang mendapat perhatian para ahli bahasa
(linguis) pada umumnya.” (Syamsuddin dalam Sobur, 2001). Pernyataan senada
dikatakan Harris (dalam Sobur, 2001) yang menyatakan, “discourse analysis is a
fact disappointing”. Ungkapan seperti itu didukung oleh kenyataan bahwa pada
mulanya pembahasan wacana itu dilakukan oleh para ahli sosiologi, antropologi,
serta filsafat, bukan oleh ahli bahasa. Oleh karena itu dapat dimaklumi jika
hingga sekarang pembahasan dan rujukan tentang wacana dan analisisnya masih
jarang, lebih-lebih dalam bahasa Indonesia.
Menurut Sumarlam, dkk., analisis wacana itu sendiri
dibedakan menjadi dua yaitu analisis wacana tekstual dan analisis wacana
kontekstual. Analisis Wacana Tekstual yaitu analisis yang meliputi analisis aspek
gramatikal dan aspek leksikal. Analisis aspek gramatikal terdiri dari pengacuan (referensi), penyulihan
(substitusi), pelesapan (elipsis), sedangkan aspek leksikal atau kohesi
leksikal dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu repetisi (pengulangan),
sinonimi (padan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah),
antonimi (lawan kata, oposisi kata), dan ekuivalensi ( kesepadanan bentuk). Sementara
itu, analisis wacana kontekstual adalah analisis wacana yang mengkaji tentang
aspek-aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi
sebuah wacana.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas seputar
analisis wacana kontekstual yang akan lebih memfokuskan pengkajian analisis
wacana terutama dalam media elektronik.
Televisi merupakan salah
satu media iklan dari media elektronik yang dapat menarik perhatian konsumen
untuk membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, media
televisi juga sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersial. Pesan
yang disampaikan iklan melalui media televisi dapat diterima secara langsung
baik melalui pendengaran maupun penglihatan masyarakat atau konsumen dengan
baik. Bahkan iklan ditelivisi mudah diingat karena ada pengulangan penayangan
iklan.
Salah satu wacana dari media
elektronik yang dapat dikaji ialah sebuah iklan televisi. Iklan dikatakan
berhasil jika pengiklan dapat memikat sasarannya menjadi mitra untuk mendukung
atau membeli barang produksi yang ditawarkan, sehingga bahasa menjadi inti
sebuah iklan. Bahasa yang digunakan dalam bidang periklanan disebut juga ragam
iklan. Ragam iklan memiliki ciri khusus yang berbeda dengan ragam bahasa lain. Bahasa yang
digunakan dalam iklan adalah bahasa yang dapat menarik, membujuk, atau mempengaruhi
masyarakat untuk mengenal produksi barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan
demikian, dalam periklanan khususnya periklanan audiovisual juga memerlukan
aspek konteks untuk memikat konsumen.
Dari beberapa ulasan di atas, dapat diketahui bahwa
materi ini sangat penting dan menarik untuk dikaji. Di samping ingin menambah khasanah keilmuan, khususnya dalam hal analisis
wacana, peneliti ingin mengetahui lebih mendalam seputar analisis wacana dalam
media elektronik. Oleh karena itu, peneliti menetapkan judul Analisis Wacana Kontekstual Media
Elektronik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis dapat menarik rumusan masalah sebagai
berikut.
1.
Apa yang dimaksud dengan analisis wacana?
2.
Apa pengertian dan bagaimana analisis konteks
wacana media elektronik?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami:
1.
Pengertian dari analisis wacana.
2.
Pengertian dari analisis wacana kontekstual
dalam media elektronik beserta bentuk analisisnya.
Untuk keseluruhan BAB selanjutnya (Bab Awal-Akhir) silakan didownload di bawan ini.
File Download: ANALISIS WACANA KONTEKSTUAL
No comments